20 Bahaya Umum di Kapal Tanker Minyak

Mempertimbangkan sifat berbahaya dari muatan yang dibawa oleh kapal tanker minyak, seorang crew yang bekerja di kapal tanker harus ekstra waspada dan juga membutuhkan pelatihan keselamatan yang lebih ekstensif dibandingkan dengan kapal dry cargo (kapal kontainer atau kapal pengangkut curah). Tercantum di bawah ini adalah 20 bahaya umum kapal tanker minyak yang harus diketahui crew:

Flammability:

  1. Cargo: Muatan yang dibawa kapal tanker bersifat mudah terbakar karena sebagian besar zatnya melepaskan jenis gas yang dapat membentuk campuran mudah terbakar hidrokarbon. Campuran yang mudah terbakar mengandung 1-10% volume gas hidrokarbon dan sisanya adalah udara.
  1. Smoking: Beberapa insiden kebakaran terjadi karena merokok di area terlarang (prohibited area). Crew harus selalu mengikuti semua instruksi tentang merokok dan harus merokok hanya di tempat yang ditentukan jika diperbolehkan.

Static Electricity:

  1. Static electricity charge in the tank: Pada tanker, fenomena ini mungkin tidak berbahaya karena listrik dibumikan ke lambung kapal. Namun, jika ada proses pengisian di dalam tangki, benda logam yang dibawa ke tangki dapat menyebabkan percikan (spark), yang menghasilkan ledakan. Jadi, selalu periksa pembumian sebelum menggunakan benda logam, peralatan, atau sounding tape di dalam tangki.
  1. Steam: Steam (uap) tidak boleh diinjeksi ke dalam kompartemen atau sistem perpipaan yang mengandung campuran yang mudah terbakar, karena tetesan air berkecepatan tinggi di dalam semburan uap dapat menjadi bermuatan listrik ketika melewati nosel dan dapat menghasilkan kabut bermuatan listrik yang berpotensi menghasilkan ledakan.
  1. CO2: Fixed CO2 fire fighting system dipasang untuk menekan api dengan menyemprotkan CO2 dengan kecepatan tinggi. CO2 ini akan cepat menguap, dan kemudian menjadi dingin dan membentuk partikel padat karbon dioksida, yang dapat menjadi bermuatan elektrostatis.

Personal Equipment Hazards:

  1. Unapproved Torches: Biasa dilakukan pelaut untuk membawa senter mereka sendiri ketika bergabung dengan kapal baru. Di tanker minyak, hanya senter approved-type yang harus digunakan setiap saat.
  2. Mobile Phones/ Camera: Jangan pernah membawa ponsel GSM pribadi, kamera, dan peralatan sejenis lainnya saat di open deck atau area berbahaya/terlarang lainnya karena dapat menyebabkan percikan (spark) dan menyalakan gas yang mudah terbakar.

Tools:

  1. Unapproved power tool: Peralatan listrik dan power tools banyak digunakan dalam operasi kapal harian. Di tanker minyak, gunakan hanya peralatan listrik yang aman setiap saat.
  1. Hand tool: Peralatan bahan logam biasanya menjadi sumber percikan (spark) jika jatuh atau bersentuhan dengan peralatan lain, permukaan dek, atau permukaan logam lainnya. Gunakan alat hanya di tempat yang aman (seperti open deck) setelah diperiksa oleh Chief Officer.

 

Alat-alat non-sparking tersedia tetapi dapat juga berbahaya karena logam besi (yang dapat menyebabkan percikan api) dapat tertanam dalam material. Semua peralatan non-sparking di atas kapal harus diperiksa untuk setiap bahan keras yang tertanam di dalamnya.

Aluminium:

  1. Aluminium Equipment/Tools: Logam aluminium yang berbenturan dengan permukaan berkarat menyebabkan peningkatan suhu permukaan. Hindari menggunakan peralatan yang terbuat dari aluminium di daerah berbahaya. Di dapur, peralatan aluminium (misalnya sekop) tidak boleh digunakan.
  1. Aluminium Paint: Demikian pula, cat aluminium akan memiliki efek yang sama seperti yang dijelaskan di atas pada permukaan berkarat ketika logam lain digosok atau dibenturkan di atasnya.

Cathode Protection Unit:

  1. Anodes: Anoda dipasang di dalam tangki Kapal Tanker untuk menghindari korosi. Jangan jatuhkan atau biarkan anoda mengenai permukaan tangki karena dapat menimbulkan percikan api, yang merupakan sumber pengapian untuk gas yang mudah terbakar.

Harmful Mixture:

  1. Inert gas: Gas inert dianggap sebagai sumber utama untuk mencegah kebakaran di tanker minyak. Hal ini karena gas inert merupakan gas yang memilki kadar oksigen sangat kecil (normal nya di bawah 8%) untuk menekan reaksi pembakaran atau gas hidrokarbon yang mudah terbakar. Namun, gas ini berbahaya bagi manusia ketika dihirup. Gas inert yang berkualitas rendah, memiliki kandungan CO2 yang tinggi sehingga dapat bereaksi dengan amonia dan membentuk senyawa organik karbamat.
  1. H2S: Hidrogen sulfida biasanya ada dalam minyak mentah, nafta, minyak bahan bakar, dan minyak gas. Konsentrasi umumnya diturunkan sebelum dimuat di kapal tanker dengan metode stabilisasi yang unik. Namun, kandungan sedikit H2S bisa sangat beracun, korosif, dan mudah terbakar pada tingkat yang rendah. Gas H2S ini tidak berwarna dan memilki aroma seperti telur busuk. Paparan atau menghirup gas H2S dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kematian dalam waktu sangat singkat.
  1. Corrosivity: Minyak mentah yang dibawa dalam tanker ULCC atau bensin di dalam tanker produk telah diproses sebelumnya untuk menghilangkan garam seperti klorida kalsium, magnesium dan natrium, dan kotoran lain yang bersifat korosif. Jika proses ini tidak terjadi, garam tersebut akan bereaksi dan melepaskan cairan atau gas berbahaya yang dapat menyerang jaringan tubuh manusia.

Weather:

  1. Wind: Kecepatan angin berperan penting dalam keselamatan operasi kargo di kapal tanker minyak. Jika kecepatan angin sangat rendah atau nil, uap yang dilepaskan/dibersihkan baik melalui proses blowing atau purging tidak akan menyebar dan bertahan di dek, menghasilkan situasi yang mudah terbakar. Selain itu, angin yang kuat dapat menciptakan tekanan rendah pada lee side dari dek atau struktur dan dengan demikian menyebabkan uap dibawa bersamanya.
  1. Lightning: Jika ada badai petir di sekitar kapal, operasi kargo harus segera dihentikan.

Oxygen Deficiency:

  1. Enclosed Space: Ada beberapa ruang tertutup di kapal, dan jumlahnya jauh meningkat untuk kapal tanker minyak. Pumproom dari kapal tanker dianggap sebagai area tertutup, dan semua tindakan pencegahan masuk harus dilakukan oleh crew sebelum masuk pump room, karena merupakan salah satu ruang tertutup yang paling sering dimasuki. Seperti yang diketahui, untuk pembersihan atau inspeksi tangki kapal tanker, semua tindakan pencegahan ruang tertutup harus dilakukan oleh crew.

Repair Work:

  1. Hot Work: Pekerjaan panas dianggap sebagai salah satu operasi paling berbahaya di kapal, dan ketika berbicara tentang kapal tanker, tingkat bahaya meningkat secara drastis. Crew yang melakukan operasi tidak hanya harus mengikuti semua tindakan pencegahan di lokasi berbahaya dan sekitarnya (dengan memastikan tidak ada lingkungan yang berbahaya) tetapi juga harus memastikan kabel yang digunakan untuk peralatan yang digunakan pada kapal tidak melewati daerah yang mudah terbakar dan aman. Dalam pekerjaan panas, semua operasi seperti pemotongan, sandblasting, welding, dan penggunaan alat yang menimbulkan percikan (spark) termasuk di dalamnya. Tidak ada pekerjaan panas yang boleh dilakukan di dalam kompartemen sampai dibersihkan dan diventilasi. Tes atmosfer (gas test) di ruang kompartemen harus menunjukkan 21% kandungan oksigen berdasarkan volume, tidak lebih dari 1% LFL, dan harus bebas dari gas beracun. Sangat penting untuk melanjutkan proses ventilasi (blowing) selama operasi.

Pollution:

  1. Spillage: Bahaya tumpahan minyak tidak hanya terkait dengan kapal tanker saja, tetapi jika terjadi pada tanker minyak maka akan menjadi skala besar dan mempengaruhi lingkungan laut sekitar kapal. Statistik menunjukkan bahwa hampir semua polusi besar di laut adalah hasil insiden kapal tanker.

 

Daftar ini bukan daftar lengkap bahaya di tanker, tetapi menyebutkan yang paling umum. Kapal diwajibkan selalu membuat risk assessment / JSA sebelum melakukan operasi agar potensi bahaya dapat diidentifikasi dan tindakan preventif dapat dilakukan.

Reference:

Sumber 1

Tinggalkan komentar